Ahmad Zainuddin: Dpr Desak Pemerintah Tunda Implementasi Kurikulum Baru
Rencana implementasi kurikulum gres di bulan Juli 2013 oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan (Kemendikbud) terkesan sangat dipaksakan. Dengan persiapan daya dukung kurikulum yang minim dari pemerintah, selayaknya implementasi kurikulum lebih baik di lakukan pada tahun 2014 nanti. Biarkan selama setahun ke depan pemerintah melaksanakan uji coba kurikulum sambil menyempurnakan persiapan kurikulum yang utuh.
Demikian di katakan oleh Ahmad Zainuddin, anggota panja kurikulum komisi X dewan perwakilan rakyat RI dari Fraksi PKS, menanggapi rencana pemerintah yang tetap ngotot akan melaksanakan tahun 2013 ini.
Zainuddin menjelaskan kalau persiapan yang kurang dikhawatirkan akan menjadikan masalah baru.
“Lihat saja pelaksanaan UN, jawaban adanya perubahan kebijakan secara teknis risikonya menjadikan kekisruhan pelaksanaan UN yang tertunda di 11 provinsi. Pemerintah harus introspeksi dan mawas diri ihwal kesalahan dalam pelaksanaan UN dan jangan mengulangi lagi kesalahan yang sama di dalam pelaksanaan kurikulum nanti,” ujarnya.
Menyikapi ihwal pengajuan anggaran kurikulum yang gres dari pemerintah, Zainuddin menyangsikan keakuratan dan sinkronisasi antara mata anggaran dengan data sekolah sasaran yang disampaikan oleh pemerintah.
Pasalnya pada pengajuan awal, kemendikbud mengajukan anggaran sekitar 600 Miliar untuk implementasi kurikulum dengan sekolah sasaran 30 % SD, 100% Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Sedangkan pada pengajuan tamat dengan anggaran 800 Miliar, justru ada penurunan sekolah sasaran ialah 5 % SD, 7 % Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas 100%.
Zainuddin menambahkan bahwa hingga ketika ini pemerintah belum memberikan kepada komisi X ihwal dokumen kurikulum 2013 secara utuh untuk seluruh jenjang pendidikan sesuai dengan PP 32 Tahun 2013 ihwal Standar Nasional Pendidikan yang gres pengganti PP 19 Tahun 2005. “Artinya, kalau pemerintah akan melaksanakan kurikulum gres sesuai hukum maka pemerintah wajib memberikan dokumen kurikulum yang lengkap ke DPR,” tambahnya.
Selain itu, dilema penyediaan buku dan juga training guru dengan waktu yang singkat akan berakibat hasil yang dibutuhkan tidak tercapai dengan optimal. Untuk buku, Zainuddin menjelaskan bahwa minimal dalam penyusunan buku harus ada validasi dari BSNP. Sedang mengenai training guru, waktu yang tersedia tidak cukup. “Untuk sosialisasi dan uji coba kurikulum saja butuh waktu minimal satu semester,” imbuh nya.
Untuk itu, legislator PKS dapil DKI Jakarta 1 ini menegaskan semoga pemerintah tidak terburu-buru untuk melaksanakan kurikulum gres di tahun ini. “Kita mengapresiasi pemerintah kalau dengan melihat persiapan yang kurang tersebut mereka legowo untuk menunda nya hingga tahun depan, minimal tahun ini kurikulum gres tersebut diuji coba terlebih dahulu,” tutup Zainuddin. (loi/sbb/dakwatuna.com)
Demikian di katakan oleh Ahmad Zainuddin, anggota panja kurikulum komisi X dewan perwakilan rakyat RI dari Fraksi PKS, menanggapi rencana pemerintah yang tetap ngotot akan melaksanakan tahun 2013 ini.
Zainuddin menjelaskan kalau persiapan yang kurang dikhawatirkan akan menjadikan masalah baru.
“Lihat saja pelaksanaan UN, jawaban adanya perubahan kebijakan secara teknis risikonya menjadikan kekisruhan pelaksanaan UN yang tertunda di 11 provinsi. Pemerintah harus introspeksi dan mawas diri ihwal kesalahan dalam pelaksanaan UN dan jangan mengulangi lagi kesalahan yang sama di dalam pelaksanaan kurikulum nanti,” ujarnya.
Menyikapi ihwal pengajuan anggaran kurikulum yang gres dari pemerintah, Zainuddin menyangsikan keakuratan dan sinkronisasi antara mata anggaran dengan data sekolah sasaran yang disampaikan oleh pemerintah.
Pasalnya pada pengajuan awal, kemendikbud mengajukan anggaran sekitar 600 Miliar untuk implementasi kurikulum dengan sekolah sasaran 30 % SD, 100% Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Sedangkan pada pengajuan tamat dengan anggaran 800 Miliar, justru ada penurunan sekolah sasaran ialah 5 % SD, 7 % Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas 100%.
Zainuddin menambahkan bahwa hingga ketika ini pemerintah belum memberikan kepada komisi X ihwal dokumen kurikulum 2013 secara utuh untuk seluruh jenjang pendidikan sesuai dengan PP 32 Tahun 2013 ihwal Standar Nasional Pendidikan yang gres pengganti PP 19 Tahun 2005. “Artinya, kalau pemerintah akan melaksanakan kurikulum gres sesuai hukum maka pemerintah wajib memberikan dokumen kurikulum yang lengkap ke DPR,” tambahnya.
Selain itu, dilema penyediaan buku dan juga training guru dengan waktu yang singkat akan berakibat hasil yang dibutuhkan tidak tercapai dengan optimal. Untuk buku, Zainuddin menjelaskan bahwa minimal dalam penyusunan buku harus ada validasi dari BSNP. Sedang mengenai training guru, waktu yang tersedia tidak cukup. “Untuk sosialisasi dan uji coba kurikulum saja butuh waktu minimal satu semester,” imbuh nya.
Untuk itu, legislator PKS dapil DKI Jakarta 1 ini menegaskan semoga pemerintah tidak terburu-buru untuk melaksanakan kurikulum gres di tahun ini. “Kita mengapresiasi pemerintah kalau dengan melihat persiapan yang kurang tersebut mereka legowo untuk menunda nya hingga tahun depan, minimal tahun ini kurikulum gres tersebut diuji coba terlebih dahulu,” tutup Zainuddin. (loi/sbb/dakwatuna.com)
Komentar
Posting Komentar